Selasa, 10 Februari 2009

UANG 500 RUPIAH SANG PENYELAMAT


Pernah gak kamu ngalamin kejadian yg paling konyol dalam hidup loe? Pasti ada lah ya… Pernah juga kan ngalamin kejadian paling memalukan dalam hidup loe? Iya juga kan…

Nah, pada suatu hari… (taela kayak permulaan cerita dongeng, hehehe…), saya kehabisan uang belanja. Waktu malemnya, saya membatin besok tinggal minta ah ama misua, tapi besok paginya saya malah lupa berat. Suami berangkat kerja dan saya baru sadar pas mau ke warung, waktu ngintip dompet, ya ampun uangku tinggal 5 rb doang. Ya udah, saya urungkan niat belanja sayur, dg rencana ambil uang dulu di ATM, pulangnya baru beli makanan matang di warung padang.

Setelah merapikan Haura, ada juga rasa was-was di hati. Ini uang di dompet bener2 cuma pas buat ongkos angkot pp (pulang-pergi), khawatir ada apa-apa saya cari2 uang receh, di dompet cuma ada logam cepek, dua ratusan dan gopek yg kalo ditotal berjumlah 3rb. Saya pikir cukuplah, kan ATMnya deket. Maka dg pedenya saya berangkat bersama gadis kecilku.

“Mi, pulang dari ATM, kita ke Alfa ya..” Seperti biasa putriku itu paling suka jajan makanan di Alfamart/Indomaret dekat rumah, baginya dua toko nirlaba itu sama2 bernama Alfa. “Ok..” Lalu kamipun naik angkot D-04 ke arah terminal Depok.

Tiba di ATM Mandiri, ketika masuk, saya lihat ada tulisan kurang lebih isinya minta maaf ATM sdg tidak bisa digunakan. Ya ampun, saya mulai dag dig dug. Haduh, gimana nih, karena bingung dan gak pake mikir, saya naik angkot lagi menuju ATM yg lain di dekat pasar Nusantara. Sampai sana, lagi2 di ATMnya ada tulisan yg sama. Waduh saya bener2 kehilangan akal sehat, shg bukannya pulang dulu ambil buku tabungan, saya malah tetap melanjutkan naik angkot ke BSM Margonda depan terminal.

Sampai di bank, dg penuh harap saya menuju teller, dan sesuai prosedur, saya tidak bisa mengambil uang tunai karena tidak membawa buku tabungan. ATM baru bisa digunakan kembali jam 3 sore. Ya ampun, saya lirik jam arloji saya masih jam 10 pagi, masak saya harus menunggu selama itu. Malah perut mulai laper pula. Kasihan juga kan putri kecil saya. Saya ingat di rumah masih ada stok makanan instan, yaitu mie, telur dan corned. Akhirnya saya memilih untuk pulang saja, dari terminal Depok tinggal naik sekali angkot menuju rumah.

Pas di dalam angkot, saya baru nyadar kalo uang saya yang tersisa cuma 2000 rupiah, haduh kurang 500 buat bayar ongkos pulang. Angkot terus berjalan dan saya bener2 merasa sangat-sangat bodoh. Kenapa saya tadi nekat ke BSM tanpa membawa buku tabungan, dan sekarang saya bakal kena omel sang sopir krn ongkos yg kurang. Apa saya jujur saja ya sama si abang kalo saya bener2 tidak punya uang. Haduh… malunya itu minta ampun. Saya berdoa pada Allah agar diberi pertolongan. Saya mulai mengkhayal dg harap khayalan mjd nyata, ada teman saya yg tiba2 naik angkot ini. Lalu saya telp adik bungsu saya (berhub kampusnya dekat rumah saya), berharap dia bisa menjemput kami di depan gang dan membayar ongkos yg kurang. Ternyata hp dia gak aktif. Di saat bingung itu, saya teringat untuk mengorek2 bagian dalam tas kecil saya, biasanya saya suka menaruh uang recehan kembalian di kantong resleting tas. Di kantong itu saya menemukan permen (yg langsung saya makan saking stresnya), kertas struk belanja, dan akhirnya ada sebuah logam kuning yg saya cari2. Uang 500 rupiah, sang penyelamat…!!! Alhamdulillah, batin saya menjerit gembira dan bersyukur. Haru menyeruak hati ini.

Alhamdulillah uang 500 rupiah ini telah menyelamatkan saya dari kebodohan saya, yang tidak berpikir matang dalam bertindak.
Bener-bener pengalaman konyol dan memalukan yaaa…?

GADIS KECILKU, HAURA…


Bercerita tentang Haura memang tidak ada habis-habisnya. Gadis kecilku sekarang berusia 3,5 tahun, tidak terasa waktu berjalan, rasanya masih lekat dalam ingatan, saat-saat baru melahirkannya. Saat pertama kali melihat dia dalam pelukan, dg pipi tembem, wajah hitam manis dan rambutnya yg lebat. Wajah Haura bagaikan pinang di belah dua dengan ayahnya, namun semakin besar tingkahnya lebih mirip saya ketika masih kecil dulu, lincah, centil, ingin tahu dan sok tahu, hehehe…

Haura… gadis kecilku ini adalah anugerah terindah yang dititipkan Allah untukku. Rasanya hidupku saat ini berpusat padanya. Menyenangkan sekali bisa melihatnya tumbuh berkembang dari hari ke hari. Mungkin itu salah satu keuntungan menjadi ibu rumahan, yang banyak waktu di rumah, yang menjadi orang pertama yang tahu apa saja yang terjadi dengan anaknya. Saat pertama kali ia mengucapkan kata, saat ia bisa duduk sendiri, saat pertama kali ia melangkahkan kaki-kaki mungilnya, dst. Saya bahagia menjadi orang yang selalu ada di dekatnya.

Haura… Gadis kecilku ini adalah cahaya kebahagiaanku. Bersamanya membuat hidupku lebih bermakna. Di usia menjelang 4 tahun ini, ia suka bercerita tentang segala hal yang baru ia alami, ia inginkan ataupun yang ia sukai. Segala hal menjadi istimewa dan menarik baginya. Saya suka menahan geli, jika mendengar doa-doanya yg polos, lucu dan ada-ada saja. Begitu indah dan simplenya dunia yg ada dalam pikiran anak2. Membuatku belajar untuk tidak memaksakan kehendak, walau kenyataannya tanpa sadar kita suka menuntut anak seperti gambaran yg kita inginkan/pikirkan. Maafkan umi ya nak…

Haura… Ada-ada saja tingkah polahnya yang bagi saya seorang ibu muda selalu mengagumkan. Mulai dari tingkahnya yang lucu, curious, sok tahu bahkan sampai yang nyebelin sekalipun, seperti saat dia sedang ngambek, rewel, kolokan dan tidak mau berbagi. Bagaimanapun nakalnya ia hari itu, pandanglah wajahnya saat ia terlelap, duh… begitu sejuk dan menentramkan hati.

Thank You Allah, Alhamdulillah…

Terimakasih Allah yg telah memberikanku seorang suami yg baik dan seorang putri yg menyenangkan hati. I’m Happy being a mom…

GARA-GARA TELAT


Berhubungan dg manusia itu bisa dibilang gampang-gampang susah. Karena karakter manusia itu beraneka ragam, sehingga saat kita merasa nyaman dg satu karakter tertentu tapi bisa jadi tidak nyaman dg karakter yg lain. Tapi itulah indahnya kehidupan ya, manusia dg berbagai keunikannya, membuat perbedaan2 yg ada menambah dinamika hidup. Coba bayangkan jika hidup ini terdiri dari sesuatu yg sama semua, bukankah terasa membosankan dan monoton.

Saat kita berkenalan, berteman dan berhubungan dg orla, pergesekan antara karakter2 yg berbeda pasti ada. Ada orang yg easy going, mudah memaafkan, ada orang yang pendendam dan sulit memaafkan orla, juga ada orang yg mudah marah tp juga mudah baik kembali, dll. Ada orang yang dominan, yang suka menguasai pembicaraan, sampai2 ia lupa memberi kesempatan temannya berbicara. Ada orang yang suka meremehkan orla karena mengganggap dirinya lebih hebat, entah karena lebih pintar, lebih kaya ataw lebih sukses. Ada orang yang selalu merasa benar, yg kayak gini tidakkan pernah bisa diberi masukan apalagi kritik. Ada orang yg gampang terbawa arus, yg tipe gini paling gampang dipengaruhi karena kemana tren bergerak dia akan mudah terbawa kesana. Ada juga orang yg polos dan lugu, yg dg kepolosannya seringkali membuat kita tertawa, sampai membatin, zaman giniii masih ada ya yg berpikir sepolos itu,hehehe… Tp menyenangkan juga berteman dg orang yg polos, biasanya mereka jujur dan memegang amanah, serta apa adanya. Ada lagi orang yg simple, sederhana dan tidak neko-neko, ini karakter yg saya suka. Saya juga sangat kagum dg orang2 yg punya rasa kepedulian yg tinggi pd orla, merekalah yg selalu saya ingat tiap kali saya merasa terhimpit, merekalah yg membuat saya terpacu utk lebih peka pd orla. Ada orang yg pandai mengatur waktunya dg baik, tipe yang menyenangkan saat bekerja bersamanya. Satu lagi, ada juga tipe orang yg maunya dimengerti terus, tapi tidak peduli /tidak mau mengerti keadaan orla. Yg tipe kayak gini nih, yg paling saya tidak suka di antara semua karakter orang yg menyebalkan. Soalnya yg tipe kayak gitu itu suka bikin cape dan pegal hati. Mrk selalu ingin diperhatikan terus, tanpa mau tahu keadaan kita saat itu gimana, kadang suka gak liat2 situasi saat minta tolong.

Tapi begitulah kehidupan ya, seringkali kita mengalami hal-hal yang gak enak dalam berteman, tapi yang menyenangkan juga banyak. Berteman memang butuh perjuangan dan pengorbanan juga. Kadang kita harus berjuang mengalahkan ego kita demi menjaga persahabatan tetap langgeng. Berjuang untuk berlapang dada dan memaafkan.

Saya jadi teringat, beberapa waktu lalu sempat mengalami konflik dg seorang teman. Waktu itu kami berlima (semua ibu-ibu yg memiliki anak) janjian jam 8 pagi di suatu halte untuk mengunjungi teman kami yg sakit. Dua orang ibu datang on time beserta pasukan ciliknya (3 anak kecil plus satu bayi), tak lama saya dan putri saya datang, dan tak berselang lama kemudian teman yg membawa mobil dg 3 anaknya pun datang. Tunggu demi tunggu, satu orang teman kami tak jua muncul, padahal sdh ditelp dan dijawab dg berbagai alasan, intinya kami diminta sabar menunggu,dia sedang bersiap-siap. Waktu ditelpon pertama kali, dia masih masak, pas ditelp lagi, masih menyuapi anaknya, ditelp lagi, masih memandikan anaknya. Pdhl dia sudah telat hampir 1 jam dan 7 anak di dalam mobil mulai gelisah dan rewel, kok mobil gak jalan2, sang bayi pun mulai menangis. Saat terakhir ditelp (sdh 1 jam telat), dia bilang baru akan berangkat dari rumahnya. Padahal perlu waktu lagi, paling cepat 15 menit kami harus menunggunya lagi. Dalam keadaan begitu, akhirnya dg berat hati kami memutuskan untuk meninggalkan teman kami itu. Tp ternyata hal itu membuat teman saya marah, dia tidak terima ditinggal. Sepertinya dia gak sadar sudah telat 1 jam dan merugikan orla. Saya berharap kejadian itu dapat menyadarkan dia untuk lebih menghargai waktu dan juga belajar menghargai orla. Kami semua ibu-ibu yg sama-sama punya anak kecil, tapi kami sudah prepare menyiapkan anak-anak sejak pagi dan berusaha datang on time. Apapun alasannya, seharusnya kita tak boleh menuntut orla mengerti kita, jika kita sendiri tak pernah mau mengerti kondisi orla. Setelah kejadian itu, walaupun kami sudah meminta maaf, teman saya masih belum mau memaafkan. Ya, itulah harga yang harus dibayar. Gara-gara telat, berantakan semua kan? No comment lagi ah…

Berhubungan dg manusia memang unik, membuat saya belajar mengenal berbagai karakter orang, baik yg menyenangkan ataupun tidak.