Selasa, 12 Agustus 2008

SAAT HAURA INGIN PUNYA KAKAK DAN ADIK

Suatu hari yang cerah, putri saya yg berusia 3 tahun 2 bln, sedang asyik bermain dengan boneka Minienya sambil bernyanyi "satu-satu aku sayang ibu, dua-dua juga sayang ayah, tiga-tiga sayang adik-kakak...", lalu ia pun berhenti bernyanyi, ia berkata: ": Umi... umi, Haura kok gak punya kakak dan adik sieh? haura kan mau punya kakak sama adik." Rasanya geli sekaligus menohok hati saya. Memiliki momongan lagi juga merupakan keinginan saya. Saya jelaskan padanya bahwa Haura itu anak pertama, insya allah suatu saat akan punya adik. Kalau kakak, kan haura ada kak Meru (kakak sepupu yg kebetulan sehari-hari mjd teman bermain dan tinggal di sebelah rumah kami). Tapi haura menjawab : "Gak mau! Aku maunya punya kakak sendiri, kakaknya haura!" Wah, putriku... kupeluk ia dan menghiburnya. "Sabar ya nak..". Aku teringat sudah beberapa waktu ini Haura selalu ribut minta adik. waktu di sekolah ada ibu yang menggendong bayi, ia menunjuk sambil berkata: "Umi. aku mau adik kepala botak". Waktu berkunjung ke panti asuhan balita di Cipayung, saat kami di ruang tidur bayi usia 1-1,5 tahun, Haura senang sekali, ia pikir ia datang kesitu untuk memilih adik untuk dibawa pulang. "Umi aku mau adik yang itu" Haduh.. anakku.. maafkan umi masih juga belum diberi kepercayaan lagi untuk memberimu adik.

Saya menyadari di usia 3 tahun, Haura tentu merasa sepi tinggal di rumah hanya bersama orangtuanya, belum ada adik yang menambah semarak rumah kami. Aura kekakakan dia memang sudah tumbuh, dia senang bermain dg bayi, mengajak mereka bercanda, seperti bermain cilukba, mencium, dst. Di rumahpun, dia suka bermain boneka dan memperlakukan mereka bak adik kecilnya, Haura suka memandikan mereka, memakaikan baju, membuatkan susu dan menyuapi mereka, persis seperti gaya saya sehari-hari bersamanya.

Betapa inginnya saya hamil lagi, tapi yang Maha Berkehendak masih belum mempercayakan saya lagi mengemban amanah-Nya. Waktu terus berjalan, saya juga tidak ber-KB, saya dan suami juga alhamdulillah sehat, tapi memang belum rizkinya. Yang dapat dilakukan adalah tetap bersabar, berusaha dan optimis. Insya Allah dg izin-Nya suatu saat nanti saya akan hamil juga. Doakan ya. Untuk ini saya tidak segan-segan meminta siapa saja mendoakan saya agar hamil lagi. saya yakin dg kesabaran, pasti akan berbuah juga. (Sabtu, 9 Agustus 2008, miladnya Meru ke-7 tahun)

PUISI DOUGLAS MALLOCK & SEMANGAT DLM MENJALANI HIDUP

"Jika kamu tidak bisa menjadi cemara di puncak bukit, jadilah belukar di lembah. Tapi, jadilah belukar kecil terbaik di tepi sungai. Jadilah sema, jika kamu tidak bisa menjadi pohon. Jika kamu tidak bisa menjadi semak, jadilah sejumput rumput dan membuat jalan lebih ceria. Jika kita tidak bisa menjadi ikan muskie, jadilah ikan bass paling lincah di danau. Kita semua tidak mungkin jadi kapten, kita harus jadi awak. Selalu ada sesuatu untuk kita disini. Ada hal besar dan kurang besar untuk dikerjakan. Dan tugas yang harus kita kerjakan adalah yg terdekat. Jika akmu tidak bisa menjadi matahari, jadilah bintang. Bukan ukuran yang membuatmu menang atau kalah. Apapun dirimu jadilah yg terbaik."

Subhanallah... Bukankah dg menghargai dan mensyukuri peran kita apapun itu, menjadi ibu rumahan, wanita bekerja, wanita single yang aktif, dst, tiap diri kita apa pun itu memiliki arti jika kita mampu memaknai dan menghayati peran kita, mampu mengoptimalkan diri, menjadi yang yg terbaik.
Seringkali kita sebagai ibu rumahan, yang kesehariaannya mengurus keluarga, jika kita tidak mensyukuri peran, kita akan mudah merasa "minder" atau down karena merasa tidak bisa berbuat banyak di luar, tidak bisa menghasilkan uang sendiri, dst. Padahal jika kita tahu bahwa mendidik anak-anak adalah tugas mulia, tentu kita akan berupaya sebaik-baiknya menjadi ibu yang terbaik. Ibu rumahan yg profesional, mampu memanajemen rumahtangganya, mengurus keluarga dan bisa memanfaatkan potensi dirinya.

Banyak orang (termasuk kita), yang masih setengah hati dalam melakukan pekerjaannya. Masih belum benar-benar menikmati peran yang dijalaninya. Yang bekerja, masih suka bermalas-malasan, sula terlambat dan menumpuk-numpuk pekerjaan, bekerja sekedar untuk mencari maisyah/penghasilan, sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Malas karena menganggap pekerjaannya kurang berarti dan tidak bergengsi. Yang ibu rumahan, malas menggali potensi dirinya sehingga malas berkarya, membiarkan dirinya stagnan dan tidak berkembang. Padahal kalau mau jujur,tidak ada pekerjaan yang benar-benar lebih tinggi dari yang lain, tidak ada pekerjaan yang lebih rendah dari yang lain. Semua pekerjaan begitu istimewa, karena semua jenis pekerjaan, apapun itu, selalu saja memberi kontribusi bagi keberlangsungan hidup ini. Kalau semua orang ingin menjadi eksekutif, tentu tidak akan ada nasi di rumah, karena tiada yang mau menjadi petani. Jadi teringat lagu jadul.."Tak kan ada ikan gurih di meja makan, tanpa ada jerih payah nelayan..." Jika semua wanita menjadi pekerja kantoran, tidak akan ada wanita yg mau tinggal di rumah mengurus keluarga. Jadi, cintailah hidup Anda dan jadilah yang terbaik yang dapat kita lakukan. Semua orang memiliki peran mereka masing-masing dan keberagaman itu lah yg membuat hidup ini indah dan penuh warna. Hargailah orang lain jika Anda ingin dihargai.

Menjadi yang terbaik dalam setiap apa pun peran kita akan membuat kita selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Sebuah pepatah jerman yg artinya "Jika ada kemauan, pasti akan ada jalan keluar. Jika tidak ada kemauan, akan mencari-cari alasan." Betul banget kan? Seseorang yng memiliki tekad yang kuat, betapapun sulitnya jalan yg dilalui, ia akan terus berusaha. Sebaliknya, ketika kita tidak memiliki kemauan yg kuat dan kurang bersungguh-sungguh, kita pun akan sibuk mencari-cari alasan untuk pembenaran tindakan kita. Saat kita terjebak dalam beribu alasan kita tak kan pernah bisa menjadi yang terbaik. (Sabtu, 9 Agustus 2008)

Kamis, 07 Agustus 2008

HAURA BELAJAR SEKOLAH


Senin 14 Juli 2008, Haura mulai masuk playgroup di TK deket rumah. Sebenarnya udah sejak lama Haura minta sekolah sejak usianya 2 tahun, tapi saya menunggu sampai usianya cukup yakni usia 3 tahun.

Di hari pertama sekolah, Haura masih terlihat "takut", ia tidak mau ikut berbaris, hanya mau saat didampingi saya. Wah, saya membatin, jangan-jangan nanti saat di kelas juga demikian. Usai berbaris, saya masih mengantarnya Haura ke kelasnya, lalu saya bilang padanya kalau sekolah, Haura duduk bersama teman-teman tidak bersama umi. Saat saya keluar kelas, ia tidak menangis. Haura pun mulai belajar mengenal lingkungan kelasnya. Di luar kelas, saya masih mengamati putri kecil saya, saya ingin tahu apakah ia termasuk murid yg cepat beradaptasi atau perlu waktu lama. Alhmdulillah, ternyata di dalam kelas, Haura terlihat menikmati, ia aktif menjawab dan merespon kata-kata gurunya.

Hari berganti hari, tak terasa sudah hampir satu bulan Haura belajar sekolah. Waktu belajar Haura hanya 2 jam selama 3x 1 minggu (Senin, Rabu, Jum'at), sehingga Haura masih punya banyak waktu bermain di rumah dan beraktivitas. Saya tidak ingin di usianya yang masih belia, dia terbebani untuk sekolah. Saya memasukkan dia PG untuk Haura belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya, bukan untuk membuatnya bisa membaca dst. Karena hal tsb sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Sedangkan berteman dengan banyak anak itu yang sulit didapatkan Haura di lingkungan rumahnya. Di lingkungan rumah kami, yang sebaya dg Haura hanya 2 orang. Di PG dg 12 murid (7 anak perempuan dan 5 anak laki-laki), tentu dapat membuat Haura belajar mengenal karakter dan polah temannya yang berbeda-beda. Ada anak yang kalem, pendiam, pemalu, tergantung pada ibunya, ada juga anak yang tidak bisa diam, anak yang lincah, cerewet, mau tahu, dst.

Seperti juga orang dewasa, ternyata anak-anak juga senang bermain/berteman dg anak yang "mirip" dengan dirinya. Ini tentu bukan kesimpulan, hanya berdasarkan pengamatan saya yg subjektif. Putri saya, Haura termasuk anak yang tidak bisa diam, ingin tahu, cerewet tapi juga tidak mudah nyaman dg lingkungan baru. Dari 11 teman sekolahnya, Haura paling suka bermain dg Hanum, sama-sama anak yang aktif dan lincah. Walau begitu, namanya anak-anak, Haura juga tetap bermain dg teman yg lain. Tp jika ditanya siapa teman yg paling disukai pasti jawabnya Hanum. Padahal di antara para ibu, saya paling dekat dg ibunya Shafa, hehehe... Lain ibu, lain anak ya.. 

Yg paling menyenangkan saya, setiap hari sekolah, di pagi hari Haura selalu mudah dibangunkan, kadang dia sudah bangun pagi-pagi sekali, beda sekali dg hari-hari sebelum sekolah yang bangun tidurnya suka-suka dia dan kalau dibangunin suka ngambek. Sepertunya Haura semangat sekali sekolah.